Barang-barang apa saja yg perlu dibawa/dipersiapkan?
1.
Carrier.
Ukuran tas 40-50 liter adalah ukuran yg
paling ideal untuk One-night- climbing. Jangan lupa sesuaikan panjang tali bahu
dan pinggang dsb. Lengkapi dengan cover bag anti air.
2.
Matras,sleeping bag (SB),
jangan lupa cek apakah ukuran kedua
peralatan ini sudah sesuai dengan ukuran tubuh. Sebaiknya cari SB yang memiliki
bantal.
3.
Logistik : Coklat/Gula
Jawa/Madu.
ketiga makanan ini memiliki kegunaan utama
penambah gula darah. Kegunaan lain :
-
Coklat
penghilang kantuk, memberikan efek perasaan semangat dan senang, menyeimbangkan
tekanan darah dsb. Untuk coklat, pilih yg tidak terlalu banyak berisi kacang/mete.
2 batang coklat ukuran kecil cukup untuk perjalanan naik dan turun.
-
Gula jawa
mengurangi panas pankreas, menguatkan jantung, mengandung vit C dsb. Cari
yg bersih, bawa secukupnya.
-
Untuk madu,
bawa 1 atau 2 sachet(optional) Bila
kondisi badan kurang fit, konsumsi multivitamin penambah tenaga, 1 saat naik
dan 1 saat turun.
-
Makanan
Hindari membawa mie instan dan beras. Kedua jenis makanan ini tidak
terlalu baik untuk percernaan dan terkadang tidak matang apabila dimasak di
atas ketinggian (memerlukan panci bertekanan). Sereal, roti basah, dan biskuit
akan lebih mudah dikonsumsi dan praktis selain kandungan gizinya yg cukup baik.
Bawa secukupnya untuk porsi 1x makan. Untuk lauk sebaiknya membawa makanan
kaleng seperti sarden, sosis, kornet, jamur/asparagus (bila vegetarian). Cari
yg sudah masak (ready to serve). Kaleng yang ada kait pembuka di atasnya akan sangat
memudahkan. Pisang, dan buah lain yg tidak terlalu asam, cari yg matang dan
manis.
-
Minuman
Air mineral ukuran besar (1,5L) dan botol sedang menurut pengalaman saya sudah
cukup untuk perjalanan one-night- climbing. Walaupun tidak merasa haus,
biasakan untuk minum 1 teguk air dan ½ potong coklat/gula jawa setiap berhenti
istirahat. Kondisi dingin memang membuat jarang haus, tapi tubuh tetap butuh
cairan!
4.
Kompor, Alat Masak, Alat Makan.
Sebenarnya kompor adalah optional terutama
bila logistik yg anda bawa tidak perlu dimasak. Namun makanan yang hangat tentu
akan lebih menyenangkan. Pilihannya adalah kompor parafin dan kompor gas portable.
Masing-masing memiliki nilai (+) dan (–) dari sisi ergonomis dan panas yg dihasilkan.
Jangan lupa membawa pemantik api, bila budget berlebih belilah windproof
lighter/ butane lighter. Untuk alat masak 1 buah Nisting sudah cukup untuk menghangatkan
makanan kaleng atau memasak air. Jangan lupa lengkapi dengan gagang portable.
Tidak perlu membawa piring, masukkan kembali makanan hangat kedalam kaleng.
Jangan lupa membawa sendok.
5.
Peralatan
A.
Jam tangan + kompas,
cari yg bertali lembut, ukuran pas, dan hindari bahan metal.
B.
Pisau lipat.
Pilih yg hanya pisau lipat, bukan yg multi fungsi. Karena kebanyakan pisau
lipat multi fungsi tidak terlalu tajam dan banyak fungsinya kurang berguna di alam
bebas. Lebih baik membawa pisau lipat, gunting, dan sendok secara terpisah.
C.
Tas Paha. Tas paha
berguna untuk menampung benda-benda kecil yg sering digunakan: obat2an,
pisau, coklat, senter. Jangan menaruh beban terlalu berat karena akan
mengganggu keseimbangan dan melukai pinggang.
D.
Tali prusik.
tali berguna untuk berbagai hal seperti membuat bivak, mengganti tali yg
putus, pengikat, dsb. Cari ukuran yg kecil, 5-10 meter.
E.
Jarum jahit dan benang.
Sebaikknya benang sudah dimasukkan ke jarum.
F.
Obat2an pribadi ( bawadalam
dosis kecil), plester, salep painkiller.
Usahakan dalam 1 tim ada yg membawa peralatan P3K lengkap.
G.
Senter.
Usahakan LED Head-Lamp. Saat ini banyak tersedia headlamp murah dan cukup
berkualitas (30-65rb battery exclude/ include). HL LED memiliki ketahanan yg
lebih lama, cahaya yg lebih baik, dan tentu saja hands-free. Sediakan juga 1
senter tangan kecil sebagai cadangan.
H.
Kantong plastik, polybag.
Bawa sekitar 2 buah, untuk tempat sampah dsb.
I.
Kamera.
Ngga mau kan melewatkan momen indah di puncak?
6.
Pakaian
Atasan : Baju dalam berlengan, kaos lengan panjang,
dan jaket (usahakan water and wind proof). Untuk jaket, lebih baik yg hoody
sehingga tidak perlu membawa pelindung kepala/windstoper.
Bawahan : Celana dalam, celanan
training/olahraga panjang, dan celana kargo. bahan polyester/ polypropiline
akan sangat membantu.
Semua pakaian di atas dipakai rangkap
(dipakai semua) Baju dan celana ganti sebaiknya ditinggal di base camp. Menurut
pengalaman saya, akan sangat menyulitkan bila berganti pakaian saat perjalanan,
apabila anda sudah membawa ponco/raincoat, relatif baju anda akan tetap kering.
Rain Coat. Pilih Ponco berlengan, bukan
yang atasan dan bawahan. Ponco dapat digunakan sebagai bivak/ tenda darurat.
Bila anda tidak memiliki celana anti air, membawa celana rain coat adalah
pilihan yg bijak karena ponco tidak terlalu melindungi tubuh bagian bawah dari
air dan kelembapan (seringkali kita harus duduk di tanah yg lembab) Sarung
tangan (optional)
7.
Sepatu/ alas kaki
Sandal gunung sebenarnya cukup baik untuk
pendakian, ringan dan tidak menyerap air. Namun saat turun terkadang akan
menjadi menyakitkan, terutama bila kondisi hujan dan becek. Usahakan untuk
tidak memakai sandal gunung/ sepatu baru, pakai yg sudah biasa dipakai, atau
bila memang baru, biasakan memakainya sebelum pendakian. Plastik pada mata kaki
sandal gunung kadang akan menyebabkan rasa sakit, untuk mengurangi rasa sakit
pasang plester 2 rangkap di mata kaki , kemudian pakailah kaus kaki. Sandal
gunung tipe jepit akan lebih baik terurama ketika turunan. Bila budget cukup,
sepatu gunung anti air adalah pilihan terbaik. Bawa 2 pasang kaus kaki.
Yak, saatnya packing!
1.
Sebelum memasukkan barang ke dalam tas, lapisi
dulu bagian dalam tas dengan polybag
2.
Mulai masukkan barang ke dalam
poly bag, mulai dari matras, SB, dan kemudiaan barang-barang lain.
3.
Tempatkan barang yg berat dekat dengan punggung,
dan di posisi atas.
4.
Manfaatkan ruang seefisien
mungkin. Isi nesting dengan logistik.
5.
Tempatkan air di posisi paling atas, dan terakhir
rain coat.
6.
Kencangkan tali pengatur ruang
tas sesuai dengan isi barang.
7.
Tutup tas dengan cover bag.
Tidur siang sebelum berangkat ke
lokasi pendakian akan sangat membantu. Usahakan sampai di basecamp pemberangkatan
sebelum magrib (sekitar jam 5). Setelah itu waktu bisa dihabiskan dengan makan,
ibadah, pendaftaran pendakian, mempelajari peta jalur pendakian, mencari info tentang
kondisi jalur dsb.
usahakan makan terlebih dahulu
agar perut memiliki cukup waktu untuk mencernanya sehingga ketika naik tidak
“suduken”. Jam 7-9 (tergantung jarak dan waktu tempuh hingga puncak) merupakan
rentang waktu yang ideal untuk memulai pendakian. Jika berangkat pada waktu
ini, kita tak akan melewatkan momen sunrise di puncak, atau setidaknya di
posisi yg sudah cukup tinggi untuk menikmatinya.
Saat mendaki
1.
Langkah kaki kecil-kecil
2.
Atur pernafasan
3.
Sebisa mungkin jangan berhenti
kecuali di pos pemberhentian. bila lelah, kurangi kecepatan dan atur pernapasan.
Bila terpaksa berhenti, cari tanah yg landai.
4.
Saat istirahat di pos lepaskan
tas, duduk dengan posisi kaki selonjor, minum secukupnya dan bila botol air minum
ukuran sedang habis, segera isi ulang dengan aii dari botol ukuran besar. Jangan
berhenti terlalu lama, 5-10 menit cukup.
Camping
1.
Tempat paling ideal untuk camping
adalah pos terakhir sebelum puncak. Cari tempat yg terlindung dari angin. Pasang
bivak, kita tak akan pernah tahu kapan hujan akan turun. Bila ada, dirikan tenda/dum,
arahkan pintu agar angin tidak masuk (melawan arah angin).
2.
Buat semacam selokan disekitar
tenda untuk mengalirkan air bila terjadi hujan. Taburkan garam untuk mencegah
lintah, (perlu diketahui garam ternyata tidak efektif untuk ular, namun jangan
khawatir karena kemungkinan adanya ular sangat kecil terutama di jalur
pendakian resmi).
3.
Keluarkan matras, gulung ke
arah kebalikan agar matras kembali datar.
4.
Bila akan tidur, lepaskan kaos
kaki, celana dan jaketluar yg biasanya basah/ kotor/lembab. simpan di dalam
polybag dan masukkan kedalam tas. Siapkan sleeping bag, pakai kaus kaki
cadangan dan siap tidur cantik. Sebaikknya makan sebelum tidur karena dalam
keadaan perut kosong, badan akan mudah kedinginan.
Saat turun
1.
Sebelum turun, pastikan tidak
ada barang / sampah yg tertinggal.
2.
Pastikan kita tidak meninggalkan
api, bara, dsb (terutama di musim kemarau)
3.
Pakai kembali kaos kaki, baju,
dan celana luar, jangan lupa isi ulang botol minum.
4.
Jika mendaki membutuhkan
mental yg kuat, maka saat turun anda akan membutuhkan daya konsentrasi lebih.
Kelelahan, dan keinginan cepat sampai akan menurunkan daya konsentrasi. Padahal
konsentrasi dan kehati- hatian justru sangat dibutuhkan untuk mencegah cedera
dan kesalahan fatal lainnya saat turun.
5.
Tetap jaga kondisi, makan coklat
dan minum setiap 30 menit.
6.
Perhatikan tiap pijakan, hindari
air tergenang. Bila berpegangan pada batu/ pohon, pastikan dulu apakah cukup
kuat menahan berat tubuh kita.
7.
bila terasa mulai licin,
cek kondisi sandal/sepatu. Hilangkan lumpur yg menempel.
8.
Selalu cek kondisi teman seperjalanan,
jangan sampai ada yg tertinggal jauh. Jaga jarak 1-3 meter. Mungkin bagi
beberapa orang, persiapan di atas terlalu berlebihan (sering saya melihat
pendaki yang hanya bermodal sandal jepit. kaos, dan celana pendek),
Jangan lupa berdo’a dan izin orang tua : ), selamat mendaki
gunung,
Yogyakarta,16 Juli 2014 | 12.52
Label: Jalan - Jalanku
Posting Komentar