Citraan adalah penggambaran mengenai objek berupa kata,
frase atau kalimat yang tertuang di dalam sebuah puisi atau prosa. Tujuan
penggunaan citraan yaitu agar pembaca dapat mengetahui penggambaran dari
pengimajian sang penyair secara kongkrit. Dengan adanya citraan maka kita bisa
dengan mudah menafsirkan , memaknai dan juga menghayati keseluruhan dalam
puisi.
Sebagaimana
yang kita ketahui citraan dibagi menjadi tujuh bagian yaitu, citraan
penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapan, gerak, dan perasaan.
Citraan dalam sebuah karya sastra merupakan pengaambaran kata – kata yang bisa
kita fahami dengan menggunakan indera kita.
Berikut
adalah puisi dari Ahmadun Y. Herfanda
Dialog Senja
Tuhan Menegurku
Ketika daun – daun gugur di depan
pintu
Bunga pun layu runtuh ditamanmu
Dan kau termangu sambil meremas
jemariku yang gemetar
Dalam rasa paling beku
Dapatkah kini kau tertawa seperti
biasa
sambil kau kibarkan rambutmu di udara
Bagai lambang kemenagan cinta ?
Syukurilah anugrah dalam setiap helaan
nafas kita
Hari – hari yang berlalu penuh makna
Setelah hidup dan menghidupi alam
semesta, katamu
Sambil menyibak tirai jendela
Hingga hari makin cepat senja
Tuhanpun menegurku
Ketika lembar – lembar usia berjatuhan
di buku harianmu
Tenaglah tanganku yang dingin
Renta akan meraihmu di balik cahaya
Dalam
Puisi di atas hampir setiap kata dalam bait – baitnya menggunakan citraan.
Seperti “Tuhan Menegurku” ini merupakan citraan pendengaran karena ada
kata “menegurku” dan kita mengetahui teguran itu dengan cara mendengar. “daun
– daun gugur” termasuk citraan penglihatan karena cara kita mengetahui daun
– daun itu gugur dengan cara melihat. ”Bunga pun layu”juga termasuk
citraan penglihatan karena cara kita mengetahui bunga itu layu dengan cara
melihat. “Meremas Jemariku”kata ini merupakan citraan Perabaan karena
kita mengetahui jemari diremas dengan merasakan rabaannya. “dalam rasa
paling beku”meskipun terdapat kata rasa tetapi ini bukanlah citraan
perasaan tetapi citraan perabaan , di lihat dari kata “beku” dan kita
mengetahui bahwa itu beku dengan menggunakan indera perba kita (kulit). “kau
kibarkan rambutmu” masuk kepada citraan penglihatan karena kita mengetahui
kibaran rambutmya dengan cara melihat. Kata “menyibak tirai jendela”termasuk
citraan gerakkarena menyibakkan tirai jendela itu dengan cara menggerakkannya.
Dan terakhir adalah kata “tanganku yang dingin” ini merupakan citraan
perbaan karena kita bisa merasakan dingin karena dingin itu menyentuh indra
peraba.
Dalam
sebuah citraan puisi masih sering adanya kebingungan – kebingungan dalam
memaknai kategori citraan seperti dalam citraan gerak dan citraan penglihatan.
Karena gerak bisa kita ketahui dengan melihat, sedangkan menglihat itu
menggunakan mata dan mata adalah kategori citraan penglihatan. Contoh dalam
sajak puisi diatas terdapat kata “daun – daun gugur”, dalam penjabaran
diatas dijelaskan bahwa kata tersebut masuk dalam kategori citraan penglihatan
karena cara mengetahui daun itu gugur dengan kita melihat. Tapi jika kata ini
di kategorikan dengan citraan gerak, ini bisa ada benarnya dengan alasan
terdapatnya kata “gugur”, kata gugur berarti bergeraknya suatu benda dari atas
kebawah atau dari tempat tinggi ke tempat rendah. Dan dapat disimpulkan bahwa
daun yang gugur ini melakukan pergerakan dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah, yang artinya kata ini bisa di kategorikan dengan citraan gerak.
Dari
permasalahan diatas maka pengkategorian dalam citraan puisi bisa di rombak lagi
dan memilih salah satu antra citraan penglihatan atau gerak.
Label: Tugas Kuliah
Posting Komentar